Berharap Bertemu Bidadari di Curug 7 Bidadari

07.24.00

Curug 7 Bidadari
Curug 7 Bidadari (dok.pri)

Sebuah pertanyaan muncul ketika saya mendengar cerita Jaka Tarub, "Kenapa bidadari selalu saja turun ke bumi hanya untuk mandi di sungai?" Tidak mungkin kiranya kalau mereka tidak memiliki tempat untuk mandi di khayangan. Di khayangan, mereka pasti memiliki tempat untuk mandi yang lebih bagus, mewah dan megah dibandingkan sungai di bumi. Barangkali mereka hanya ingin mencari suasana yang berbeda. Atau, mungkin saja mereka sengaja mandi di sungai agar diintip oleh lelaki seperti Jaka Tarub yang akhirnya berinisiatif untuk menyembunyikan salah satu selendang bidadari agar dia tidak bisa kembali ke khayangan dan selanjutnya menikah dengan Jaka Tarub.

Kedung Curug 7 Bidadari tingkat kedua
Kedung Curug 7 Bidadari tingkat kedua (dok.pri)
 
Mencoba peruntungan seperti Jaka Tarub, saya mencoba mengunjungi Curug 7 Bidadari yang terletak di Desa Keseneng, Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang. Menurut cerita rakyat, dulu ada seorang bidadari yang terkena kutuk dan akhirnya pergi ke tempat ini untuk berobat. Enam bidadari lain mendampinginya ketika sedang berobat. Sejak itu tempat ini diberi nama Curug Tujuh Bidadari.


pengawas Curug 7 Bidadari
Pengawas Curug 7 Bidadari (dok.pri)
 
Sesuai namanya, Curug Tujuh Bidadari memiliki total tujuh air terjun dengan tiga level. Di level pertama, yang paling atas, terdapat dua air terjun. Di level ke dua, terdapat dua air terjun dan satu kolam atau kedung seperti di Curi Bhutak atau Kedung Kandang. Sedangkan di level ketiga, paling bawah, terdapat tiga air terjun dengan satu kedung yang lebih lebar dari kedung di level ke dua. Di sini, siapa tau saya akan bernasib beruntung seperti Jaka Tarub, bertemu dengan bidadari yang sedang mandi, menyembunyikan selendangnya, dan akhirnya menikah dengan bidadari tersebut.

anak-anak bermain air di Curug 7 Bidadari
Seorang kakak membantu adiknya untuk masuk ke kolam (dok.pri)

Namun alih-alih bertemu dengan bidadari yang sedang mandi, ternyata para pengunjung tidak diperbolehkan untuk berenang di kedung di sekitar air terjun. Sebuah tali tambang dirangkap dengan kawat berduri dibentangkan di sekeliling kedung tingkat ke dua sebagai batas dan sebuah papan menggantung bertuliskan larangan agar tidak berenang di kedung. Hal serupa juga terdapat di tingkat paling bawah. Kedung-kedung tersebut memiliki kedalaman tujuh meter sehingga pengelola memutuskan untuk mengisolasinya. Kalau begini keadaannya, pantas saja bidadari sudah tidak mau mandi di sini lagi. Di tambah tempat ini sekarang sudah ramai sekali. Beberapa gazebo dan tempat duduk dari bambu disiapkan di bawah pohon-pohon. Ah, mana mau bidadari mandi dengan ditonton pengunjung yang duduk-duduk di bawah pohon sambil memakan bekal mereka. Pupus sudah harapan saya untuk bertemu bidadari di sini.

Bermain perosotan di salah satu curug menjadi favorit anak-anak
Bermain perosotan di salah satu curug menjadi favorit anak-anak (dok.pri)

Walau tak bertemu bidadari, sesungguhnya Curug Bidadari memiliki pesona yang tak kalah cantik dari para bidadari khayangan. Terlebih, airnya yang segar menjadi salah satu alasan para pengunjung bermain air di sini. Terutama pengunjung anak-anak. Keceriaan terpancar dari wajah mereka saat bermain air. Di sini mereka bisa bebas bermain air tanpa takut diomeli orang tua seperti ketika bermain air di rumah. Seorang penjaga yang mengenakan jaket pelampung juga terlihat berjaga di sekitar kedung. Dia tampak siap untuk menolong jika sewaktu-waktu ada anak yang tercebur ke dalam kedung. Sedangkan para orang tua lebih suka duduk-duduk di lincak bambu di bawah pohon menikmati semilir angin sambil mengawasi anak-anak mereka dari kejauhan.

air bertuah curug 7 bidadari
Air bertuah (dok.pri)

Selain air terjun, wisata Curug Tujuh Bidadari ternyata mempunyai daya tarik lain, yaitu air bertuah. Air bertuah yang bernama Kedung Wali tersebut muncul dari lubang pada sebuah batu yang terletak di dekat air terjun paling atas. Sebuah bilik sederhana beratap geber biru dengan kain gelap dijadikan penutup lokasi air bertuah sehingga menambah kesan bahwa tempat tersebut memang disakralkan. Di luar bilik, terdapat sebuah pemberitahuan bahwa air bertuah tersebut bisa menyembuhkan penyakit. Siapapun bisa mengambil air bertuah tersebut tanpa harus membayar. Banyak orang menyempatkan diri untuk membasuh muka, tangan dan kaki. Bahkan tak jarang mereka membawa pulang untuk dibagikan kepada saudara. Sesuatu yang mistis memang menjadi salah satu daya tarik di negeri ini. Hal-hal mistis seperti ini bak kacang rebus yang selalu laris kala pertunjukkan layar tancap dan wayang kulit.

mencoba khasiat air bertuah curug 7 bidadari
Mencoba khasiat air bertuah Kedung Wali (dok.pri)

Mentari sudah mulai terik dan akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Curug 7 Bidadari dengan tangan hampa. Tanpa bidadari. Tanpa air bertuah. Namun saya masih berpikir positif. Mungkin para bidadari sedang mandi di tempat lain. Suatu tempat yang masih belum diketahui banyak orang. Saya hanya perlu mencari tempat tersebut dan menyembunyikan selendangnya sebelum meminangnya. Tapi bagaimana jika para bidadari sudah tidak suka pergi ke sungai dan lebih suka pergi ke spa? Semoga tidak!

You Might Also Like

0 komentar