Menengok Indahnya Jembatan Akar di Painan
08.10.00
Alam memang selalu bisa memberikan kejutan dengan caranya sendiri, bahkan untuk sesuatu yang selalu kita lihat setiap hari. Sunrise misalnya, walaupun matahari selalu terbit setiap pagi dari ufuk timur, saya selalu kagum dibuatnya. Penampakannya bisa saja berbeda-beda.
Kali ini bukanlah sunrise yang membuat saya terkagum-kagum seperti di post sebelumnya, namun hanya sebuah jembatan. Sebuah jembatan yang mampu membuat saya kembali berpikir tentang bagaimana alam selalu memberikan kejutan yang tak terbayangkan. Tidak seperti jembatan pada umumnya yang terbuat dari besi, jembatan ini terbuat dari akar pohon. Memang jembatan ini tak sepenuhnya lepas dari campur tangan manusia di masa lampau. Hanya saja alam yang lebih banyak berperan dalam pembuatan karyanya.
Jembatan akar, begitu orang sekitar menamainya. Jembatan ini memang terbuat dari akar pohon beringin yang dengan sengaja ditanam di kedua sisi sungai. Akar pohon beringin yang menggantung perlahan-lahan dililitkan pada jembatan bambu yang sebelumnya sudah dibuat.
Jembatan Akar |
Jembatan akar ini sudah tidak lagi digunakan sebagai penghubung antar ke dua desa dan lebih berfungsi sebagai tempat wisata saja. Selain umur jembatan ini yang sudah tua, jembatan ini juga sudah tidak sekuat waktu dulu walaupun kita masih bisa menyeberang melewati jembatan ini. Karena itu lah dipasang kawat-kawat sebagai penahan supaya jembatan akar ini tetap bisa bertahan. Untuk bisa menyeberang, kita harus benar-benar memperhatikan langkah kita karena pada bagian bawahnya hanya diberi papan di atas akar sebagai pijakan. Selain itu, kita juga harus bisa mengatur keseimbangan kita saat berjalan di atasnya. Karena apabila tidak seimbang, jembatan akan bergoyang ke kiri dan ke kanan. Di bawah jembatan kita bisa melihat sungai yang alirannya cukup deras.
Selain jembatan akar, saya juga mengagumi pohon beringin yang tumbuh besar memayungi daerah itu. Daunnya yang sangat lebat tampak seperti sebuah payung besar yang membuatnya tampak semakin teduh. Hawa panas yang sebelumnya kami rasakan seolah-olah tersedot oleh kerindangan pohon beringin itu saat kami memasuki areanya. Kami senang berlama-lama berada
Jembatan Akar |
0 komentar